Berita  

Bentrok Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Jambi

Batrok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jambi. SELOKO.ID/Istimewa.
Batrok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jambi. SELOKO.ID/Istimewa.

SELOKO.ID | KOTA JAMBI– Pemilihan raya (Pemira) Presiden BEM Universitas Muhammadiyah Jambi (UMJ) 2021-2022 dengan cara musyawarah, memicu perkelahian antar mahasiswa, Kamis 5 Agustus 2021.

Perkelahian itu terekam dalam video berdurasi 20 detik. Dalam video yang tersebar di media sosial tersebut, tampak para mahasiswa berkelahi dengan saling melayangkan bogem mentah. Sebagian besar memakai pakaian almamater bewarna merah tua.

Para mahasiswa yang tidak setuju dengan penyelenggaraan pemira, juga melakukan unjuk rasa pada Jum’at 6 Agustus 2021. Mereka bahkan meminta Wakil Rektor III UMJ Siswiyo untuk mundur dari jabatannya.

Wawan Rudi Yanto, Demisoner Ketua PK IMM UMJ mengatakan, Wakil Rektor III UMJ telah melanggar kesepakatan bersama.

Menurutnya, syarat memiliki sertifikat Darul Aqorm Dasar (DAD) untuk menjadi presiden BEM, tidak diterapkan dalam pemira yang dibuka oleh Wakil Rektor III bersama Dekan UMJ itu.

“Tiba-tiba ada pemira tanpa diharuskan memenuhi DAD. Karena kami merasa pemira ini tidak sah, kami ke ruangan atas untuk menghentikan pemira,” ucapnya, Jumat (06/08/21).

Wawan dan rekannya justru diusir saat tiba di lokasi pemira. Terjadilah aksi dorong-mendorong hingga perkelahian. Akibatnya, sebanyak 4 orang dari pihaknya mengalami luka lebam.

Ia pun mengatakan musyawarah itu tidak dibekali surat izin dari Satgas Penanganan Covid-19 Kota Jambi. Makanya, harus dihentikan.

“Bagaimana bisa ada acara kumpul-kumpul hampir 30 orang, tetapi tidak ada surat satgas Covid-19,”katanya.

Sementara itu, Wakil Rektor III UMJ, Siswiyo mengungkapkan, pemira itu dilakukan karena presiden BEM sebelumya sudah vakum dan desakan dari berbagai organisasi di kampus.

Ia pun mengatakan, pemira kali ini menggunakan cara musyawarah. Berbeda dengan pemira pada tahun-tahun sebelumnya.

“Biasanya kita melakukan pemira dengan pemilihan langsung (menyoblos). Karena masih pandemi Covid-19, maka pemiranya dipersembahkan dengan cara musyawarah,”terangnya.

Namun, dia tidak bisa memastikan bahwa pemira itu dibekali dengan surat izin dari Satgas Penanganan Covid-19 Kota Jambi. Dia hanya tahu bahwa satgas Covid-19 internal kampus merestui itu.

“Saya belum melihat itu (surat dari Satgas COVID-19 Kota Jambi). Saya pikir koordinasinya cukup dari satgas kampus,”jelasnya.

Ia juga mengatakan dirinya tidak ada lokasi saat perkelahian tersebut berlangsung. Namun, dia bilang sudah berakhir damai dan tidak sampai ke ranah hukum.

Mengenai pemira, kata Siswiyo, penyelenggaraannya ditunda terlebih dahulu, mengingat yang sudah terjadi sebelumnya. Pemira di UMJ kemungkinan akan berlangsung lagi pada tahun depan.

“Kita stop sampai waktu yang belum ditentukan. Insya Allah tahun depan,”tutupnya. (Sob)