Opini  

Peradaban Adalah Identitas Daerah

Dedi Saputra, S.Sos
Dedi Saputra, S.Sos

Oleh Dedi Saputra, S. Sos

Membaca sejarah atau mempelajari sejarah bukan hanya menghidangkan imajinasi dan kegairahan romantika semata dalam kehidupan kita saja.

Kajian sejarah juga memberikan banyak pelajaran berharga tentang nilai kemanusiaan, kebangsaan, kecintaan, keberanian terhadap keadilan dan kebenaran serta semangat perlawanan terhadap para penjajah negeri ini.

Lebih dari itu, nilai sejarah yang mendalam memberikan banyak jawaban dan cara pandang terhadap berbagai persoalan kekinian dan kedisiplinan yang dihadapi sebuah daerah saat ini.

Sejarah memberikan nilai universal, pelajaran tentang cinta terhadap nilai-nilai kebenaran dan keadilan, dan tentang nilai kecintaan terhadap daerah, keluarga dan lingkungan disekitar kita.

Sejarah adalah wadah yang bukan hanya menyajikan menu yang hanya dilihat saja, namun semuanya harus dinikmati, dirasakan dan sebagai bahan acuan tentang pantas dan tidak pantas, tentang etika, moralitas serta nilai-nilai kehidupan sehari-hari dalam membangun sebuah peradaban.

Tentu, kita masih ingat Bung Karno pernah menyadarkan bangsa Indonesia untuk tidak melupakan sejarah atau yang disebut “Jas Merah” (Jangan Melupakan Sejarah).

Bung Karno memberikan pesan bahwa sejarah adalah Identitas kita dalam membangun peradaban dimasa depan. Tanpa memegang teguh nilai peradaban dimasa lampau, maka kita akan kabur dalam membangun peradaban dimasa kini dan masa akan datang, karna kita telah kehilangan identitas yang sebenarnya yaitu sejarah peradaban.

Negeri maritim ini memiliki kejayaan dan nilai peradaban sejak dulu sebenarnya, semakin tersingkap tabir-demi tabir dalam beberapa Tahun belakangan ini. Bukan hanya sekedar imajinasi dan ilusi dari kita, tapi karna jejak sejarah yang beruntun mulai membuktikanya.

Meskipun membutuhkan penelitian yang lebih komprehensif-holistik-dan multidispliner. Namun bukan berarti kita terus meninggalkannya tanpa melakukan penggalian secara terus menerus soal peradaban dimasa lalu itu.

Akan tetapi tidak ada satupun untuk tidak mempercayai kemampuan, keberdayaan dan potensi yang luar biasa yang terpendam dalam diri kita sebagai daerah yang memilki peradaban besar.

Mengenal dan memahami peradaban dimasa lalu bagi setiap daerah adalah salah satu kunci keberhasilan membangun karakter daerahnya. Hanya daerah yang memiliki karakter yang mampu survive menghadapi tantangan di era globalisasi ini dan esok.

Dari mempelajari sejarah peradaban dimasa lalu, kita akan mendapatkan kelemahan dan keunggulan yang menjadi modal dasar untuk mengembangkan peradaban yang maju berbasis keunggulan budaya dan berkarakter.

Penemuan Spektakuler dua sarjana dunia, yaitu Prof. Arysio Nunes Des Santos dan Prof. Stephen Oppenheimer, yang melakukan penelitian selama 30 Tahun di Indonesia yang pada kesimpulan bahwa Tanah Nusantara adalah Tanah kelahiran Induk Peradaban Besar di dunia. Meskipun hasil penelitian mereka berdua mengguncangkan kemapanan dominasi Ilmu Pengetahuan Barat modern saat ini. Namun berkat kegigihan mereka berdua walaupun masing-masing menggunakan pendekatan interdispliner yang berbeda, telah memberikan angin segar, semangat, motivasi dan kebanggan yang luar biasa betapa Negeri ini telah melahirkan peradaban dan kebudayaan yang sangat besar.

Begitu juga soal peradaban negeri Zabag yang masih mengisahkan misteri, yang membutuhkan semangat, kegigihan dan penelitian yang mendalam agar sejarah peradaban negeri Zabag ini mendapatkan seberkas cahaya bahwa kita harus memiliki kebanggan, semangat dan memiliki keyakinan bahwa kita telah memiliki lantasan perabadan yang besar dimasa lampau, agar kita lebih unggul dan maju dalam mengembangkan peradaban dimasa kekinian yang tetap memegang teguh kebudayaan dan karakter peradaban dimasa lampau, salah satunya adalah negeri maritim dan penghasil rempahan.

Sudah barang tentu, kita semuanya mempunyai harapan yang besar agar sejarah itu bisa ditulis secara baku, bukan hanya sekedar untuk penelitian dan ilmu pengetahuan itu sendiri, akan tetapi sebagai “National Character Building”, yaitu membangun kembali jati diri dan watak daerah, kebanggaan dan harga diri sebagai bumi yang memilki peradaban yang besar.

Kesadaran dan kebanggan ini bukanlah untuk menjadikan kita sombong dan takabur, melainkan untuk bersyukur agar lebih giat dan tekun dalam bekerja dan berbuat kebaikan di alam semesta.

Bersyukur dengan giat dan tekun belajar dari sejarah, agar dapat meneruskan semua kebaikan dan kemajuan leluhur, dan tidak lagi mengulangi berbagai kesalahan dan keburukan dimasa lampau.

Untuk kembali bersatu dengan alam semesta, bersatu dengan penuh cinta dan tanggung jawab memelihara dan menjaga kelestariannya, memanfaatkanya dengan penuh kearifan dan hikmah, serta membagikannya bagi kemakmuran masyarakat dengan rasa keadilan dan kemanusiaan.

Daerah atau nagari tanpa identitas sejarah, seperti seorang anak tanpa memiliki nama.

Penulis Merupakan Putra Kelahiran Parit Culum 1(Marga Dendang)