SELOKO.ID | KOTA JAMBI – Sejak Januari hingga April 2021, frekuensi ekspor udang belalang di Jambi dinilai tinggi oleh Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan hasil Perikanan (BKIPM) Jambi. Ini berarti ekspor udang belalang dari Jambi kembali menunjukan progres.
Kepala BKIPM Jambi, Piyan Gustaffiana menuturkan, sepanjang tahun 2020 frekuensi pengiriman udang belalang dari Jambi cenderung melandai, yakni 3.734 kali pengiriman.
“Mungkin karena jarangnya jadwal penerbangan akibat pandemi Covid-19. Sehingga frekuensi ekspor udang belalang cenderung menurun,”tuturnya, Senin (19/04/21).
Menurutnya, jumlah udang yang dikirim sepanjang tahun 2020 relatif tinggi dibandingkan tahun 2019, karena mencapai 3.631.451 ekor udang belalang dengan nilai sekitar Rp. 253,9 Miliar.
Sedangkan triwulan pertama tahun 2021, pengiriman udang belalang dari Jambi sudah sebanyak 903 kali. Ada 618.663 ekor yang diekspor dengan nilai sekitar Rp 43,3 Miliar.
Piyan menyatakan bahwa ekspor udang belalang pada triwulan tahun 2021 menunjukan progres. Apalagi jadwal penerbangan berangsur membaik dibandingkan tahun lalu.
“Kalau saya lihat dan membandingkan data dari 4 tahun ke belakang, triwulan satu tahun 2021 progres pengiriman udang belalang meningkat. Jadi kami optimis,”jelasnya.
Ekspor udang belalang, ujar Piyan, bersumber dari perairan di Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur. Sebagian besar menuju China dan Hong Kong. Sedangkan ke wilayah lain, seperti Singapura, pengiriman udang belalang tidak banyak.
udang belalang merupakan produk unggulan asal Jambi. Kualitasnya lebih tinggi dibandingkan dari daerah lain
“Udang belalang ini produk unggulan. Sehingga pengusaha penjual udang belalang di Jambi bisa bersaing,”tandasnya. (Sob)