Oleh: Dedi Saputra,S.Sos.,M.I.Kom
SELOKO.ID, Opini- Dalam kancah perpolitikan yang dinamis, karakter seorang pemimpin sering kali menjadi sorotan utama.
Tidak hanya kecakapan berbicara, namun juga kemampuan untuk berpikir tenang, mendalam, dan tepat dalam mengambil keputusan.
Inilah yang menjadi gambaran sosok Aris, pendamping setia Laza dalam kontestasi Pilkada Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Sebagai pribadi yang dikenal pendiam namun tetap humoris, Aris membawa kesejukan tersendiri di tengah panasnya dunia politik.
Dalam budaya Melayu Jambi, seorang pemimpin yang tenang sering kali digambarkan dalam seloko Jambi sebagai “Bak lidi dalam sapu, menahan arah tanpa terlihat”.
Aris bukanlah sosok yang selalu menonjolkan dirinya, namun justru dalam ketenangannya itulah terletak kekuatannya.

Baginya, setiap langkah harus dipertimbangkan dengan matang, seperti pohon yang tak mudah goyah meski diterpa angin kencang.
Sifat mudah tersenyum dan humoris yang menyelip dalam kesehariannya membuatnya semakin dekat dengan masyarakat, namun tidak mengurangi wibawa dan ketegasan dalam membuat sebuah keputusan.
Humor bukan sekadar hiasan dalam pergaulannya, melainkan cara untuk merangkul, menyatukan hati, dan mencairkan suasana.
Hal ini mengingatkan kita pada sosok Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden Indonesia, yang dikenal dengan gaya kepemimpinannya yang pendiam namun tajam dan tepat dalam mengambil keputusan.
Sama seperti JK, Aris tidak banyak berbicara, namun setiap kata yang terucap memiliki makna yang dalam, dan setiap keputusan yang diambil selalu terukur dengan cermat.
Dalam tradisi Bugis, sosok seperti Aris sering kali disebut sebagai “Punggawa ri padamung, lembaga ri tappabanni”, yang berarti pemimpin yang tenang di tengah badai dan bijak dalam mengatasi masalah.
Bagi Laza, Aris adalah pendamping yang sangat tepat. Ketika Laza dengan visinya yang kuat membawa semangat kebangkitan untuk daerah, Aris ada di sana sebagai penjaga keseimbangan, memastikan setiap langkah terencana dengan cermat.
Ketenangannya menjadi penopang ketika situasi memanas, dan humornya menjadi penghubung dengan masyarakat, menjadikannya lebih dari sekadar figur politik.
Dalam setiap kampanye, Aris selalu hadir dengan ketenangan yang mendalam. Meski tidak selalu berada di depan panggung, keberadaannya tak bisa diabaikan.
Ia menjadi representasi dari kepemimpinan Melayu yang menjunjung tinggi nilai kebijaksanaan, serta kearifan lokal yang menghormati proses dan pertimbangan dalam setiap keputusan.
Di tengah kontestasi yang sering kali diwarnai ketegangan dan intrik, Aris membawa angin segar dengan kepribadiannya yang pendiam namun penuh makna.
Ia bukan hanya pendamping yang tepat bagi Laza, tetapi juga menjadi cerminan dari pemimpin masa depan yang kita butuhkan pemimpin yang tidak terburu-buru dalam bertindak, namun selalu tenang dan bijak dalam setiap langkah.
Kehadirannya dalam Pilkada kali ini bukan hanya sekadar pengisi posisi, melainkan simbol dari sebuah pendekatan kepemimpinan yang dibutuhkan di tengah gejolak perubahan zaman.
Aris adalah gambaran ideal dari pemimpin yang mampu menjaga keseimbangan antara tegas dan tenang, humoris namun penuh wibawa sebuah sosok yang tidak banyak bicara, namun ketika bertindak, selalu tepat sasaran.
Kabupaten Tanjung Jabung Timur bisa berharap banyak dari punggawa tenang ini, yang akan membawa kebangkitan dengan bijaksana.