Wisata Religi ke Masjid Baiturrahman Sarolangun, Didesain Pedagang Asal India

Masjid Baiturrahman Sarolangun
Masjid Baiturrahman Sarolangun

SELOKO.ID | SAROLANGUN– Melakukan perjalanan wisata religi disaat bulan suci Ramadan memang sangat mengasikan, terlebih tujuannya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Seperti halnya berwisata religi ke salah satu mesjid yang ada di Kabupaten Sarolangun, Jambi, yakni Masjid Baiturrahman.

Banyak hal yang perlu kita ketahui dari sejarah masjid yang beralamat di Desa Sri Pelayang, Kecamatan Sarolangun, Kabupaten Sarolangun ini.

Masjid Baiturrahman merupakan salah satu masjid yang menjadi saksi bisu penyebaran agama islam di Kabupaten Sarolangun. Masjid ini dibangun pada tahun 1958 oleh empat orang pedagang asal India.

H. Syamsudin (75), Imam Masjid Baiturrahman Sarolangun menuturkan, sebelum berdirinya masjid Baiturrahman, ada surau kecil tempat umat muslim melakukan sholat. Namun, tempat tersebut tidak banyak menampung umat muslim untuk beribadah. Sehingga, ke empat pedagang asal India ini berinisiatif untuk membangun masjid Baiturrahman.

“Ada empat pedagang asal negara India yang membangun masjid ini. Yakni, Tuan Umar, Tuan Mahmud,Tuan Hasan dan Tuan Ahmad. Selain ke empat pedagang tersebut, ada juga warga Sarolangun yang ikut serta dalam merancang pendirian masjid, yakni H. Arifin Hasan,”ujar Syamsudin.

Ia menjelaskan, bentuk Masjid Baiturrahman didesain oleh ke empat pedagang asal India tersebut. Sementara dalam pembangunannya, dibantu oleh masyarakat sekitar secara bergotong royong.

“Untuk material, dulu kami melakukannya dengan cara bergotong royong. Namun, ada tukang bangunan khusus yang memang di datangkan oleh pedagang India tersebut, dari pulau Jawa untuk membangun masjid itu,”kata Syamsudin.

Masih banyak buatan awal oleh pedagang asal India tersebut, yang terus dipakai hingga saat ini, seperti mimbar dan tulisan-tulisan ayat suci yang berada di dalam masjid.

“Masjid Baiturrahman sudah pernah ada renovasi dibagian Atap, pintu dan jendela pada tahun 1977, alasan dilakukannya renovasi karna tidak layak lagi. Sementara untuk luas bangunan mesjid berukuran 20×20 meter,”terang Syamsudin.

Masjid Baiturrahaman dibangun selama empat tahun lamanya. Yakni mulai dari tahun 1958 sampai 1962.

“Kami berharap, kedepan masjid ini bisa terus ramai, terutama pada hari-hari besar umat muslim. Dan kami juga tidak menutup masjid selama Covid-19,”pungkasnya.

Dedi Irawan, salah satu cucu pendiri Masjid Baiturrahman asal negara India, yakni Tuan Ahmad mengatakan, pendirian masjid Baiturrahman tidak berdasarkan niat apa pun. Melainkan hanya untuk tempat beribadah umat muslim saja.

“Iya benar, menurut cerita, Datuk saya salah satu pendiri Masjid Baitturrahman yang berada di Sri Pelayang, Sarolangun. Yang saya tahu, masjid itu dibangun hanya untuk dijadikan rumah ibadah umat muslim,”jelasnya.

Dedi berujar, bahwa Datuk mereka, awalnya datang dari Negara India ke Indonesia hanya untuk berniaga secara rombongan, dengan tujuan awal yakni di Provinsi Sumatera Selatan. Selanjutnya, seiring waktu berjalan, beberapa dari mereka banyak yang berpisah dan mencari lokasi yang strategis.

“Selanjutnya, datuk saya dengan ke tiga saudaranya itu tiba di Sarolangun. Kemudian berdagang dan berinisiatif untuk membangun masjid untuk umat muslim,”tandasnya.

Pada bagian masjid Baiturrahman ini terdapat dua pintu besar di bagian samping kiri dan kanan. Masjid ini dihiasi oleh 10 buah daun jendela. (Riyadi)