Inspiratif, Remaja Disabilitas Asal Kota Jambi Ini Sukses Terbitkan Buku Motivasi

Kisah Inspiratif Indra Ramadan
Kisah Inspiratif Indra Ramadan

SELOKO.ID | KOTA JAMBI– Ada kisah yang sangat inspiratif dari seorang penyandang disabilitas asal Kota Jambi. Dia adalah Indra Ramadan (18). Keterbatasan fisik, tidak menghalangi Indra untuk berkarya.

Di tengah segala keterbatasan yang dia miliki, Indra berhasil menulis sebuah buku, serta memberdayakan sesama penulis. Indra berhasil menerbitkan buku pertamanya yang berjudul “Bukan Puisi Bukan Juga Novel, Tapi D”. Buku itu dibuat selama bulan Ramadan, tahun lalu.

Sebuah Android dijadikannya sebagai perangkat untuk menulis buku. Walaupun tampak kesusahan saat menggunakan Android, Indra sebenarnya sudah biasa mengetik dengan kondisi yang dialaminya.

Buku itu menceritakan tentang perjalanan hidupnya sebagai penyandang disabilitas. Bukan keputusasaan, tetapi tentang kesabaran dan perjuangan dalam menghadapi tantangan hidup, termasuk diskriminasi.

Indra lebih suka menyebutnya sebagai buku motivasi. Sebab, melalui buku itu ia memberikan semangat kepada sesama penyandang disabilitas.

“Melalui buku itu, saya mengajak orang yang merasakan hal yang sama, untuk bergabung dengan saya dan berjuang,” katanya, Sabtu (17/04/21).

Indra berharap, mereka yang membaca buku tersebut, dapat membuka pandangannya untuk tidak meremehkan kaum disabilitas.

“Dan mengerti bahwa orang orang seperti kami punya kemampuan dan kesempatan yang sama seperti mereka,” jelasnya.

Indra kini tengah menulis bukunya yang kedua. Ia memberitahukan bahwa penyandang disabilitas dapat berperan aktif dalam masyarakat, melalui buku kedua tersebut.

Termasuk dalam bidang ekonomi, lanjut Indra, kaum disabilitas tidak bisa diabaikan begitu saja. Sebab, mungkin saja ada ide kreatif yang dapat dihadirkan oleh mereka.

“Jadi bersama mereka dapat mengembangkan usaha, serta menikmati keuntungannya bersama, demi kesejahteraan yang lebih baik,” ungkapnya.

Tidak hanya aktif sebagai penulis, Indra juga mendirikan penerbitan yang bernama D’familiy. Media penerbitan itu, baru berumur sekitar 9 bulan.

Penerbitan D’familiy masih berkerja sama dengan penerbitan yang sudah berdiri lama. Sebab, penerbitan itu belum mempunyai perangkat percetakan.

Walau demikian, penerbitan yang didirikan Indra sudah menghasilkan sejumlah buku. Buku-buku itu, dapat dilihat dan dipesan melalui akun Facebook “D’familiy”.

Melalui D’familiy, Indra juga membantu sesama penulis. Bersama rekan kerjanya, ia sempat mengadakan even karya tulis cerpen dan puisi, untuk dimuat dalam buku.

Indra bahkan telah mengadakan seminar pelatihan menulis secara virtual sebanyak 4 kali. Penulis yang diundangnya berasal dari berbagai daerah.

“Sekarang, kami sedang mempersiapkan langkah untuk menaikkan gagasan permodalan usaha, pembuatan pasar, serta pelatihan untuk memperdayakan kaum disabilitas atau siapapun yang membutuhkan,”tuturnya.

Indra memang memiliki jiwa sosial yang tinggi. D’familiy sebenarnya juga untuk memberdayakan sesama kaum disabilitas. Ia ingin menggapai cita-citanya untuk menjadi penulis ternama, serta menghasilkan karya yang bermanfaat, bersama-sama.

Keterbatasan Fisik Bukan Halangan Untuk Berkarya

Sebagai penyandang disabilitas, Indra tidak bisa menggunakan kaki untuk berjalan dengan normal. Ia berjalan dengan menggunakan sepasang lutut beralaskan celana panjang.

Tangannya pun tidak sempurna, sehingga ia kesulitan menggenggam sebuah benda. Karena itu, saat melahap makanan berat, Indra harus disuapin oleh ibundanya.

Walau kesulitan saat berbicara, ucapannya masih bisa dimengerti. Ada kalanya Indra berbicara tentang sejarah dan filsafat.

Indra masih bisa menggunakan Android dengan meletakan di kursi. Ketika membuat karya tulis, ia memanfaatkan fitur Auto Correct.

Perjuangan Indra Ramadan Menarik Perhatian Penulis Asal Lombok

Kisah inspiratif Indra, ternyata menarik perhatian penulis bernama Yulia Nur Nun (24) asal Lombok Timur. Penulis itu sedang menulis biografi tentang Indra Ramadan.

“Saya tertarik bagaimana seorang Indra Ramadan, berjuang dalam sebuah keterbatasan. Padahal, kita saja yang hidup dengan kesempurnaan fisik, kadang masih enggan berbuat,”ujarnya.

Buku yang ditulis Yuli, sudah mencapai 15 persen dari target. Jika buku itu sudah terbit, ia berharap kisah Indra Ramadan dapat menginspirasi banyak orang.

“Jadi, motivasi saya adalah menyampaikan kabar-kabar semangat, serta inspirasi pada kawan-kawan muda di Indonesia, agar tak terhalang dengan keterbatasan,”tandas Yuli, wanita yang juga berprofesi sebagai editor di salah satu media siber yang berpusat di Nusa Tenggara Barat (NTB). (Sob)