Berita  

Rencana Studi Banding Kades Menuai Sorotan

Pemerhati kebijakan publik di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi, Arie Suryanto (Foto : Istimewa)
Pemerhati kebijakan publik di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi, Arie Suryanto (Foto : Istimewa)

SELOKO.ID | TANJABTIM– Rencana studi banding para kepala desa di Kabupaten Tanjung Jabung Timur ke Lombok menuai sorotan. Sorotan tersebut salah satunya datang dari pemerhati kebijakan publik Arie Suryanto.

“Disaat negeri ini tengah dilanda Pandemi Covid-19, justru 73 Kades yang ada di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur menyelenggarakan kegiatan bimtek selama 3 hari di Kota Jambi. Dan bahkan akan di lanjutkan dengan rencana kegiatan Studi Banding ke luar daerah ke Lombok,”kata Arie Suryanto kepada seloko.id, Minggu (12/09/21).

Arie Suryanto menilai, studi banding keluar daerah yang dilakukan para Kades di Tanjabtim selama ini tidak efektif. Ia mengusulkan agar metode studi banding tersebut diubah, agar tidak menjadi ajang pemborosan.

“Saya sangat prihatin terhadap kegiatan yang dilaksanakan oleh APDESI selaku penanggung jawab program. Seharusnya mereka itu bisa menahan diri untuk tidak melaksanakan kegiatan Bimtek, apalagi berancana studi banding ke Lombok. Apakah kalian masih punya hati nurani, ketika negeri ini tengah di landa pandemi Covid-19,”ucap Arie.

Arie menjelaskan, bahwa kegiatan serupa sudah sering dilaksanakan, namun hasilnya dinilai tidak maksimal, apalagi studi banding ke luar daerah itu bukan kali pertama di lakukan.

“Pertanyaan saya apakah geografis di Lombok itu sama dengan di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Kemudian, apa sih dampak terhadap inovasi desa dari studi banding keluar daerah selama ini,”tanya Arie Suryanto.

Menurut Arie, bahwa beberapa kegiatan studi banding yang pernah dilakukan oleh APDESI Tanjabtim, dirinya selalu ikut untuk melihat tentang apa saja yang di dapat oleh para Kades setelah mengikuti kegiatan tersebut.

Dikatakannya, setiap desa di bebankan untuk mengeluarkan anggaran yang tidak sedikit.

“Tentunya jumlah yang sangat besar di tengah pandemi Covid-19, dimana masih banyak masyarakat yang membutuhkan bantuan,”jelasnya.

Berkenaan dengan hal tersebut, Arie akan mengumpulkan data-data penggunaan dana desa, termasuk bantuan modal BUMDES dan akan di laporkan langsung kepada Kementerian Desa dan Transmigrasi.

“Kita akan buka-bukaan termasuk BUMDES yang tidak berjalan. Saya tidak akan bermain- main dengan masalah ini. Saya akan buktikan,”tegas Arie Suryanto.

Diberitakan sebelumnya, para Kades di Kabupaten Tanjung Jabung Timur berencana akan melakukan studi banding ke Lombok dalam waktu dekat.

Ketua Asosiasi Perangkat Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Kabupaten Tanjabtim, Maryadi membenarkan hal ini.

Namun, lanjut Maryadi, rencana itu untuk sementara ini masih sebatas wacana dan tengah di musyawarahkan. Karena kegiatan studi banding para Kades di Kabupaten Tanjabtim tahun 2021 tersebut merupakan agenda para Kades.

“Masih musyawarah untuk ditindaklanjuti. Belum pasti, baru rencana,”ujar Ketua APDESI Tanjabtim, Maryadi kepada Seloko.id, Sabtu (11/09/21).

Maryadi menjelaskan, total biaya yang diperlukan oleh setiap desa untuk bisa mengikuti kegiatan studi banding ke Lombok ini berkisar Rp 6 juta per desa. Sumbernya berasal dari alokasi dana desa. Diketahui, di Kabupaten Tanjabtim terdapat 73 desa.

Sebelumnya, 73 orang Kades di daerah ini menggelar bimbingan teknis (Bimtek) di salah satu hotel ternama di Kota Jambi. Bimtek yang dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah Tanjabtim, Sapril itu digelar selama 3 hari, yakni mulai dari tanggal 9 September 2021 hingga 11 September 2021. (Red)